SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Wednesday, March 11, 2015

Peran Guru Tentukan Tumbuh Tidaknya Jiwa Kewirausahaan.

CNG.online: - Indonesia, makin tinggi pendidikan, semakin ingin dia menjadi pegawai.
Ratna Megawangi, pendiri Indonesia Heritage Foundation, menilai sangat perlu untuk menanamkan spirit kewirausahaan sejak dini, karena mengatakan melihat jumlah wirausaha di Indonesia yang masih minim, yakni hanya sebesar dua persen. Dengan demikian, peran guru menjadi sangat penting.

"Dari dua persen enterpreneur yang ada di Indonesia, 90 persen sangat dipengaruhi oleh rekaman-rekaman yang ada semasa kecil, kualitas guru saja dibenahin, kita pasti lebih baik dalamentrepreneurship," kata Ratna, pada acara 'Expert group discussion' tentang ekosistem kewirausahaan, di Mandiri Club, Jakarta Selatan, Rabu 11 Maret 2015.

Istri dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mengatakan bahwa anak pada usia di bawah delapan tahun harus berani mencoba, berani salah, dan berani mengambil risiko, sehingga ketika dia dewasa sikap itu akan tertanam. Dari situ, ungkapnya, muncullah sikap berani untuk berwirausaha.

"Karena pada delapan tahun pertama, anak-anak akan men-downloaddata-data informasi dalam otaknya, yang berada pada gelombang theta, sehingga jika ditanamkan karakter entrepreneur, berani mencoba, rajin, pekerja keras, penuh ide, berani mencoba, akan berpengaruh besar terhadap masa depannya," jelasnya.

Masalah guru di Indonesia, lanjutnya, adalah masalah yang paling krusial untuk menentukan sikap enterpreneur.

"Hal yang ironi, adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin ingin dia untuk menjadi pegawai, makanya yang perlu ditekankan adalah bagaimana mengubahmindset guru, karena yang besar dimulai dari yang kecil, benahi saja yang kecil-kecil," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan setuju dengan hal itu dan mengatakan bahwa berwirausaha itu adalah hal yang unik.

"Wirausaha itu kayak berenang dan bersepeda, beda dengan matematika dan fisika, coba orang yang berteori saja, pasti ketika berenang akan tenggelam di kolam, karena berenang harus diajari di kolam, atau bersepeda harus diajari di jalan, karena orang yang belajar teori belum tentu bisa berdagang," tuturnya.

Saturday, March 7, 2015

Tiga Tanda Anda Telah Memanjakan Anak. | Lima Kalimat yang Perlu Dihindari Orangtua.

CNG.online: - Surabaya Anda mungkin ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak Anda. Namun, dalam prosesnya terkadang Anda malah menjadikannya anak manja.

Berikut ini tanda-tanda yang mesti diperhatikan bahwa Anda telah memanjakan anak.

A. Anda tidak pernah mengatakan "tidak" pada anak Anda.

Mungkin Anda tidak tega sehingga setiap kali mereka meminta sesuatu yang tidak dibutuhkan atau tidak baik bagi mereka, Anda memberikannya karena Anda tidak dapat menolak mereka. Hal ini pada akhirnya akan menjadi kebiasaan. Ketika mereka dewasa, mereka berharap bahwa hal-hal itu akan menjadi cara mereka menginginkan sesuatu karena permintaan mereka tidak pernah ditolak.

B. Anda membelikan mereka terlalu banyak mainan dan hadiah.

Mereka mungkin menginginkan boneka yang besar atau iPad terbaru saat ulang tahun. Namun, menghabiskan uang yang banyak untuk anak bukan berarti Anda memberikan cinta yang lebih besar kepada mereka. Ini saatnya Anda meluangkan waktu bersama mereka dan saat-saat berbagi bersama daripada memberikan materi.

C. Anak-anak tidak pernah bahagia dengan yang telah mereka miliki.

Meskipun Anda melakukan segala sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk mereka dan memberikan mereka dunia, namun mereka merasa tidak bahagia dengan yang telah dimiliki. Jika Anda melihat anak-anak selalu mengeluh tentang hal-hal yang tidak mereka miliki, sekarang saatnya untuk menyadari bahwa Anda telah memanjakan berlebihan pada anak Anda.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5 Kalimat yang Perlu Dihindari Orangtua CNG.online: - USA Menjadi orangtua bukan perkara mudah. "Jabatan" menjadi orangtua adalah hal terbaik sekaligus paling menantang dalam hidup seseorang. Meski sudah berusaha memberikan yang terbaik, setiap orangtua harus paham, perkataan dan tindakan yang dilakukan orangtua akan berdampak pada anak, baik positif maupun negatif.

Berikut ini adalah lima tipe perkataan yang kerap diucapkan orangtua yang sebaiknya dihindari.

1. "Karena Ibu/Ayah bilang begitu"
Mayoritas orangtua pernah mengatakan kalimat ini. Umumnya, kalimat ini diucapkan ketika anak atau remaja meminta sesuatu yang tidak direstui orangtua. Sebaiknya kalimat ini dihindari karena merupakan kalimat tanpa alasan yang jelas yang sering diteriakkan orangtua pada anak karena furstasi. Kalimat mendominasi ini makin membuat anak merasa lemah dan membuatnya merasa opininya tak berpengaruh.

2. "Lakukan apa yang Ibu/Ayah bilang, enggak usah ikuti apa yang Ibu/Ayah lakukan"
Ini juga kalimat populer yang kerap diucapkan orangtua pada anak-anaknya. Masalahnya, kalimat ini kental dengan kemunafikan. Ada beberapa kegiatan yang boleh dilakukan orang dewasa yang dilakukan orangtua namun tidak boleh untuk anak-anak (Contohnya: merokok, minum alkohol, menonton tayangan pornografi, dan sebagainya), namun kalimat ini sering diucapkan untuk hal-hal lain di luar konteks itu. Kemunafikan bisa menghilangkan rasa percaya. Padahal, rasa percaya adalah hal yang penting bagi anak untuk bisa tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri. Bila Anda harus melakukan kegiatan tertentu yang Anda larang untuk dilakukan anak, jangan lakukan di depannya.

3. "Selalu ikuti aturan"
Meski frasa ini tidak selalu merusak psikologi anak, namun berpotensi mengungkung kreativitasnya serta daya kemampuan memecahkan masalah. Aktivitas-aktivitas kecil, seperti memilih warna yang tidak sesuai contoh warna di buku mewarnai, bisa membantu anak mencoba berkreasi sebebas-bebasnya. Hal-hal semacam ini akan membuatnya "think outside box".

4. "Kamu enggak pernah mau dengar. Kayak ngomong sama tembok"
Ucapan semacam ini bisa mengakibatkan rasa sakit emosional pada anak-anak. Sebab, ketika dikatakakn seperti ini, anka bisa berpikir ia sangat bodoh dan tidak bisa mengerti apa pun. Lebih parahnya, si anak akan mengira orangtuanya berpendapat anaknya itu bodoh. Anak-anak yang sensitif dan peka cenderung merasa tersakiti dengan kalimat-kalimat semacam ini.

5. "Sudah, berhenti menangis. Kenapa pakai menangis segala, sih?" atau "Kalau enggak berenti menangis, Ibu/Ayah akan ... (ancaman)"
Orangtua perlu menyadari, bila seorang anak menangis (bukan tangis merajuk atau palsu), ada alasan di baliknya. Lebih lagi, menangis adalah ekspresi yang wajar dan kadang diperlukan. Kalimat-kalimat yang menyepelekan anak karena menangis akan membuatnya merasa apa pun perasaan yang membuatnya sedih itu tidak valid dan perasaannya itu tidak penting bagi orang lain.

Kalimat yang bernada ancaman juga tidak dianjurkan untuk diutarakan pada anak, meski ia sedang menangis merajuk menyebalkan. Disarankan untuk orangtua tetap tenang dan bertindak selayaknya orang dewasa, hindari penggunaan ancaman.

Tak ada orangtua yang sempurna, namun setiap orangtua wajib terus belajar untuk menjadi orang yang lebih baik bagi anak, diri, pasangan, dan keluarganya. Harapannya, si anak juga bisa belajar dari orangtuanya kelak ia menjadi orangtua pula.

Sunday, March 1, 2015

Kurangnya Tenaga Guru Masih Menjadi Problematik di Sumsel. | Mendikbud-Menko Maritim sepakat optimasikan SMK Kemaritiman.

CNG.online: - Palembang Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan menyatakan pendistribusian guru masih menjadi masalah karena masih terkonsentrasi di kota-kota.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo di Palembang Minggu menyampaikan hal itu ketika ditanya mengenai jumlah guru di provinsi tersebut.

Menurut dia, kalau guru itu dihitung jumlahnya cukup, bahkan lebih dari cukup di Sumatera Selatan.

Tetapi, kalau dihitung yang masuk pegawai negeri sipil (PNS) maka jumlahnya kurang, katanya.

Ia mengatakan, selama ini tenaga pendidik itu kurang, karena jumlah PNS guru kurang, padahal guru tidak harus PNS.

Tenaga pengajar itu misalnya di Xaverius, Muhammadiyah, di Kumbang, NU tidak harus PNS, jadi kalau dihitung jumlahnya cukup, yang jadi masalahnya pendistribusiannya, ujarnya tanpa merinci jumlah guru dimaksud.

Karena, lanjutnya, tenaga pengajar itu lebih banyak di kota-kota dan ini tugas bupati/wali kota sekarang di masing-masing kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Sementara mengenai berapa jumlah guru yang tidak lolos pada saat penerimaan PNS beberapa waktu lalu, ia menyatakan, tidak mengetahuinya secara pasti jumlahnya.

"Itu wilayahnya Badan Kepegawaian Daerah kabupaten/ kota dan Badan Kepegawaian Nasional," katanya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lalu: Mendikbud - Menko Maritim sepakat optimasikan SMK Kemaritiman.

CNG.online: - Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dan Menteri Koordinator Kemaritiman (Menko Maritim) Indroyono Susilo sepakat untuk mengoptimasi sekitar 900-an Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Perikanan dan Kelautan di tanah air guna menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) mendukung Pembangunan Kemaritiman di Indonesia.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, Menko Maritim Indroyono Susilo mengatakan SMK Perikanan dan Kelautan, yang memiliki program studi antara lain Nautika Kapal Penangkap Ikan, Teknika Kapal Penangkap Ikan, Nautika Kapal Niaga, Teknika Kapal Niaga, Agribisnis Perikanan dan Agribisnis Rumput Laut segera ditingkatkan kemampuannya hingga memiliki kemampuan sertifikasi International Maritime Organization (IMO).

Menko Kemaritiman dan Mendikbud juga sepakat untuk menetapkan 10 SMK Perikanan dan Kelautan Unggulan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Tual, dan Sulawesi Utara sebagai SMK Percontohan.

Khusus untuk menambah tenaga pengajar bidang nautika dan teknika, maka diupayakan pemberian sertifikasi mengajar Standar S-1 bagi para instruktur yang sudah berpengalaman di lapangan guna memperkuat Staf Pengajar di SMK Perikanan dan Kelautan. Para instruktur tadi, menurut dia, bisa direkrut dari perwira TNI-AL yang sangat profesional di bidang bridge simulator, basic safety training, dan diving yang saat ini banyak bertugas di Kobangdikal.

Sedangkan khusus untuk bidang agribisnis perikanan dan agribisnis rumput laut, Indroyono mengatakan diupayakan kurikulum mencapai 70 persen praktik dan 30 persen teori, dari kegiatan budidaya perikanan, pengolahan produk perikanan hingga pengembangan kewirausahaan agribisnis melalui dukungan pembiayaan bank dan nonbank.

Hasil latihan kewirausahaan agribisnis perikanan dan rumput laut tadi, lanjutnya, dapat mendukung program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tentang pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah.

Dalam rangka memberikan kemudahan kegiatan praktik berlayar maka para Siswa SMK Perikanan dan Kelautan akan dilibatkan dalam kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya 2015, yang akan mengerahkan 88 Kapal ke wilayah Timur Indonesia.

Selain itu, 20 di antara Siswa SMK Perikanan dan Kelautan akan dipilih guna berpartisipasi dalam Operasi Kartika Jala Krida World Expo Milan 2015 dalam pelayaran muhibah Internasional ke Milan, Italia, pada Mei--Juni 2015, bersama para taruna Akademi Angkatan Laut, Sekolah Tinggi Perikanan, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dengan menggunakan Kapal Perang TNI-AL, KRI Banjarmasin-592.

Universitas Andalas (Unand) Padang Wisuda 1.370 Mahasiswa. |& Guru non S1 Terancam Tidak Boleh Mengajar.

CNG.online: - Padang Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mewisuda 1.370 orang lulusan mahasiswa pada acara wisuda I tahun 2015 di Kampus Unand Limau Manis, Sabtu.

"Dengan bertambahnya lulusan ini, Unand telah memiliki alumni sebanyak 105.399 orang," Kata Rektor Unand, Werry Darta Taifur di Padang, Sabtu.

Ia menyebutkan dari 1.370 orang lulusan yang diwisuda hari ini, sebanyak 13 orang bergelar dokter, 20 orang dokter spesialis dan 4 orang Doktor. Kemudian profesi Akuntan 15 orang, Apoteker 49 orang, perawat 74 orang dan dokter gigi 7 orang.

Sementara untuk program strata satu sarjana Ekonomi dan sarjana Keperawatan menjadi penghasil lulusan terbanyak dengan 167 dan 109 orang, sebutnya.

"Secara jumlah wisudawan mungkin mengalami penurunan namun secara kualitas justru meningkat," katanya.

Menurutnya, salah satu bukti meningkatnya kualitas lulusan ini dengan bertambahnya sarjana yang berpredikat dengan pujian. Disamping itu rata-rata nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) juga mengalami peningkatan.

"Hal ini terlihat dengan banyaknya lulusan mahasiswa yang memperoleh nilai di atas 3,90," sebutnya.

Pencapaian jumlah ini, katanya, lebih baik dari wisuda sebelumnya. "Selain peningkatan kualitas, pada wisuda kali ini juga semua fakultas mengirimkan lulusan mahasiswanya," pungkas dia.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sementara itu: Guru non S1 Terancam Tidak Boleh Mengajar. CNG.online: - Ambon Belasan ribu guru di Provinsi Maluku yang belum mendapatkan gelar pendidikan strata satu (S1) terancam tidak mendapatkan izin mengajar.

"Dari 30.000 lebih jumlah guru di Maluku, hanya sekitar 55 persen yang sudah S1 dan sisanya 12.000 guru belum memiliki kualifikasi yang diatur dalam Undang-Undang nomor 43 tahun 2005 tentang guru dan dosen," kata Ketua komisi D DPRD Maluku, Suhfi Madjid di Ambon, Jumat.

Menurut dia, ada keharusan menyelesaikan tuntutan Undang-Undang yang berhubungan dengan guru dan dosen terkait peningkatan kompetensi kualifikasi dari Diploma (D1) dan D3 ke S1.

Maka sampai Desember tahun 2015 ini, kata Suhfi Majid, sudah harus dipastikan bahwa para guru itu kualifikasinya S1 sehingga bagi guru yang tidak berkualifikasi S1 tidak diwajibkan untuk mengajar.

"Kemudian legalitas peningkatan golongannya akan mentok hanya pada golong III D dan tidak bisa naik terus ke IV A," tandasnya.

Bila tidak bisa mengajar lagi karena persoalan strata pendidikan, maka mereka akan ditempatkan pada tenaga administratif non kependidikan atau non pengajar.

"Saya tidak tahu model yang dikembangkan di SBT ini untuk memungkinkan para guru yang belum mendapat gelar S1, tetapi di provinsi kita dorong anggarannya," ujar Suhfi Madjid.

Untuk tingkat pusat, ada institusi yang namanya lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) memiliki kewajiban untuk fungsi pengalokasian anggaran peningkatan kompetensi kualifikasi S1.

"Kami juga menyepakati untuk bertemu Menteri Pendidikan guna mengusulkan pola baru yang bisa memungkikan guru kita itu tetap ditingkatkan kualifikasi mereka," katanya.

Memang, lanjutnya, ada kebijakan sebelumnya dari pemerintah untuk guru usia 50 tahun ke atas tidak S1 tetapi ada peningkatan kompetensi dan mereka bisa didorong, namun untuk sekarang tidak lagi diberlakukan.