SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Wednesday, February 25, 2015

Kuliah diJepang Tak Harus Bisa Bahasa Jepang. |& Staf Kemenkeu Dapatkan Beasiswa StuNed diBelanda.

CNG.online: - Jakarta Mahir berbahasa Jepang tidak lagi menjadi syarat mutlak bagi mahasiswa asing untuk berkuliah di Negeri Sakura, kata Direktur Jenderal Japan Foundation Jakarta, Ogawa Tadashi.

"Beberapa universitas di Jepang mulai melaksanakan kuliah dalam bahasa Inggris, jadi kuliah di Jepang tak harus bisa bahasa Jepang," katanya, usai konferensi pers ASEAN-JAPAN Youth Forum, di Jakarta, Rabu.

Ia tidak merinci universitas mana saja yang telah menerapkan kuliah dalam bahasa Inggris, dan hanya menegaskan universitas di Jepang semakin terbuka bagi dunia internasional.

"Mudah-mudahan semakin banyak orang Indonesia yang belajar di Jepang. Tapi saya berharap orang yang datang ke Jepang tetap mau belajar bahasa Jepang," kata dia.

Ogawa mengatakan, peluang orang Indonesia menempuh studi di Negeri Sakura sangat besar.

"Orang-orang Indonesia, apalagi anak mudanya sangatlah kreatif. Contohnya saja film-film Indonesia, sangat bagus dan banyak dapat penghargaan internasional," kata dia.

Selain itu ia juga berharap, anak-anak muda Indonesia harus semakin ambisius dalam mengeksplorasi dan menunjukkan kemampuannya agar negara ini bisa semakin dikenal di dunia internasional.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kemudian Juga Staf Kemenkeu dapatkan beasiswa StuNed di Belanda
CNG.online: - Jakarta Dua puluh staf Kementerian Keuangan mendapatkan beasiswa StuNed untuk mengikuti Tailor-Made Training (StuNed-TMT) tentangProject Management and Evaluation for Projects Funded by Loans di Belanda.

Pelatihan ini akan menitikberatkan pada peningkatan pemahaman dan kemampuan staf Direktorat Pinjaman dan Hibah serta instansi terkait lainnya mengenai manajemen dan evaluasi proyek serta berbagai kegiatan lain yang pendanaannya bersumber dari pinjaman luar negeri.

“Saya melihat bahwa metode tailor-made training ini akan sangat bermanfaat dalam peningkatan kapasitas dan juga pemahaman peserta tentang bagaimana sebuah negara maju melaksanakan berbagai macam kegiatan proyek mereka, untuk kemudian bisa diaplikasikan di Indonesia," kata Ayu Sukorini, Direktur Direktorat Pinjaman dan Hibah Kementerian Keuangan, dalam siaran pers yang diterima, Selasa.

"Selain itu, peserta juga akan bertemu dengan beberapa perwakilan institusi Belanda untuk menjajaki kemungkinan kerjasama bilateral di berbagai sektor pembangunan nasional,” tambahnya.

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, menyebutkan bahwa ini merupakan StuNed-TMT ke-lima bagi Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

“Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah Belanda sebagai bagian dari hubungan kerjasama bilateral antar kedua negara, dan kali ini diwujudkan dengan peningkatan sumber daya manusia di sektor manajemen dana pinjaman luar negeri untuk pembiayaan pembangunan Indonesia," ujar Bakker.

Mervin Bakker juga menyatakan keyakinannya tentang hasil positif yang akan diperoleh peserta dari pelatihan di Belanda ini.

Pelatihan yang akan berlangsung di Den Haag, Belanda, dari 28 Februari-18 Maret 2015 tersebut akan diselenggarakan oleh MDF Training & Consultancy BV.

Saturday, February 21, 2015

Aspek Kecerdasan Emosional Pengaruhi Kesuksesan Anak.

CNG.online: - Surabaya Kecerdasan emosi (Emotional Intelligence) memengaruhi keberhasilan anak pada masa mendatang, sebab, aspek tersebut dapat mengarahkan pikiran dan tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

"Dulu, kecerdasan identik dengan Intelectual Quotient (IQ) dan ternyata hal itu hanya memengaruhi 20 persen keberhasilan individu di masyarakat. Sementara, 80 persen ditentukan kecerdasan emosi," kata Psikolog, Rose Mini, ditemui pada Seminar Morinaga bertajuk Siap Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini, di Surabaya, Sabtu (21/12).

Ia mengungkapkan, ketika kecerdasan emosi anak terasah dengan baik ada beberapa manfaat yang diperoleh seperti bergaul dan menghargai orang lain. Selain itu, anak akan memperlihatkan kasih sayang kepada orangtuanya, lancar berkomunikasi, dan mudah menerima stimulasi lingkungan untuk membentuk multitalentanya.

"Stimulasi kecerdasan emosi pada masa 1.000 hari kehidupan awal anak tentu akan mempersiapkan landasan emosi anak yang lebih stabil pada masa mendatang. Dengan begitu, anak sudah terbiasa mempergunakan kecerdasan emosi itu," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU dr Soetomo, Ahmad Suryawan, menjelaskan, langkah orang tua dalam membentuk anak cerdas harus dilakukan sejak awal kehidupan anak atau bukan lagi saat anak lahir. Akan tetapi sejak anak dalam mandingan hingga usia 1.000 hari kehidupannya.

"Sejak sekitar lima tahun terakhir hampir seluruh negara di dunia di bawah inisiasi WHO dan UNICEF gencar menggerakkan program yang memprioritaskan 1.000 hari pertama kehidupan anak. Indonesia secara resmi menggerakkan semua potensi sumber daya bangsa dan negara untuk program itu," katanya.

Pada kesempatan itu, Business Head Nutrition for Infant and Baby, Kalbe Nutritionals, Helly Oktaviana, mengemukakan, pada masa 1.000 hari pertama itu terdapat tiga rentang periode sebagai titik paling kritis kehidupan anak. Periode pertama, masa di mana janin berada dalam kandungan sepanjang kurang lebih 280 hari atau saat terjadi pembentukan organ utama manusia.

"Periode kedua, masa ketika anak lahir hingga usia enam bulan yang membutuhkan waktu 180 hari dan menjadi gerbang untuk membuka dunia luar kepada anak yang telah lahir," katanya.

Lalu, tambah dia, periode ketiga terjadi pada usia enam bulan hingga dua tahun yakni butuh waktu 540 hari saat semua organ tubuh anak berintegrasi satu sama lain untuk membentuk tumbuh kembang anak. Pada usia dua tahun, struktur otak anak sudah mencapai 80 persen struktur orang dewasa.

"Pada masa itu seharusnya anak memiliki kemampuan fisik, verbal, kompetensi sosial, dan pembelajaran norma perilaku salah dan benar. Saat itulah menjadi masa tepat orangtua menerapkan pola asuh dan menstimulasi dari luar serta kebutuhan nutrisinya," katanya.

Friday, February 20, 2015

Lemak dari Mentega dan Keju Tak Perlu Dijauhi. | Suhu Dingin Juga Bisa Melangsingkan Tubuh.

Studi: CNG.online: - Pedoman diet yang dirilis Amerika Serikat dan Inggris pada 1977, yang meminta agar masyarakat menghindari lemak yang berasal dari mentega dan keju tak lagi berlaku saat ini.

“Dengan tujuan untuk mengurangi penyakit jantung koroner, para dokter ketika itu mendesak masyarakat untuk membatasi konsumsi lemak dan menghindari hal-hal seperti mentega dan keju. Tapi sebuah studi terbaru mengklaim bahwa pedoman tersebut dibangun tanpa bukti, dan mentega serta keju tidak patut dijauhi,” kata peneliti, Zoe Harcombe baru-baru ini.

Pedoman tua itu bertujuan untuk mengurangi konsumsi lemak hingga 30 persen dari total asupan energi, dan konsumsi lemak jenuh 10 persen lebih rendah dari total asupan energi.

Namun penelitian terbaru menyimpulkan, hasil penelitian lama tidak banyak memberi kontribusi bagi mereka yang ingin mengurangi berat badan.

"Hasilnya, tidak ada perbedaan jumlah kematian akibat jantung koroner. Justru pada saat seseorang mengurangi lemak, masyarakat malah beralih pada konsumsi karbohidrat,” kata Harcombe.

Para ahli kesehatan telah lama mencoba untuk mencari tahu apa yang telah menyebabkan epidemi obesitas (kegemukan). Selama bertahun-tahun, banyak yang percaya bahwa makan makanan tinggi lemak, seperti mentega, daging, atau keju akan menyebabkan obesitas. Dan menanggapi hal tersebut Harcombe berpendapat bahwa lemak jenuh bukanlah penyebab kegemukan.

Mentega berisi nutrisi penting, seperti vitamin A, E, dan K2, serta kalsium, fosfor dan kalium. Meskipun sebagian besar kalori mentega adalah kalori lemak, itu tidak berarti buruk. Lemak jenuh dalam mentega sering memberikan kontribusi untuk kolesterol baik atau HDL. Sementara keju memiliki aspek yang mirip, karena mengandung mineral dan vitamin seperti kalsium, fosfor, kalium, dan vitamin A.

Harcombe menyimpulkan, konsumsi lemak secara ekstrem dapat menyebabkan masalah kolesterol dan gangguan jantung, dan berkontribusi terhadap obesitas.

Namun tidak semua mentega dan keju buruk. Untuk mengindari obesitas sebaiknya konsumsi makanan alami, olahraga, dan melakukan diet seimbang. Konsumsi mentega, keju, dan telur juga dianjurkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kemudian Studi: Suhu Dingin Bisa Melangsingkan Tubuh, CNG.online: - Sebuah studi baru menyatakan, paparan suhu dingin akan membuat berat badan seseorang stabil dan jauh dari kegemukan.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Molecular Cell menyatakan, suhu dingin akan meningkatkan kadar protein, yang mampu membentuk lemak cokelat. Lemak cokelat adalah lemak di dalam tubuh yang menghasilkan panas.

Para peneliti di University of California (UC), Berkeley, menemukan, paparan udara dingin membuat protein, yang disebut faktor transkripsi Zfp516, yang membuat lemak putih dalam tubuh berubah seperti lemak cokelat, yang mana lemak yang satu ini bisa membakar energi.

Para peneliti menemukan, berat badan tikus yang diberi protein Zfp516, 30 persen lebih ringan daripada kelompok tikus yang diet tinggi lemak.

Hei Sook Sul, profesor ilmu gizi dan toksikologi UC Berkeley, mengatakan, lemak cokelat tidak hanya penting untuk termogenesis (proses pengeluaran energi oleh tubuh), tetapi ada bukti bahwa lemak cokelat juga dapat mempengaruhi metabolisme dan resistensi insulin.

Jika seseorang bisa meningkatkan kadar protein ini, mereka bisa memiliki lebih banyak lemak cokelat, dan mungkin bisa menurunkan berat badan lebih banyak.

Tidak seperti lemak putih, yang menyimpan kelebihan energi, lemak cokelat membakar energi untuk membuat kita tetap hangat. Pada manusia, lemak cokelat ada pada bayi. Pada manusia dewasa, lemak cokelat ditemukan di sekitar jantung, otak, leher, dan sumsum tulang belakang.

Thursday, February 19, 2015

Kemenag Buka Peluang Studi Dosen PTKI di Eropa Program 5.000 Doktor.

CNG.online: - Sebagai persiapan, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin melakukan kunjungan ke Eropa untuk menjajaki kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di sana. Ikut mendampingi Kamaruddin, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bakhtiar, Kasubdit Kelembagaan Direktorat Diktis Mastuki HS., dan Kasi Penjaminan Mutu Mizan Sya’roni.

Paris Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam telah mencanangkan Program 5.000 Doktor dalam lima tahun ke depan, baik di perguruan tinggi nasional maupun internasional. Program ini bahkan diluncurkan langsung oleh Presiden Jokowi 19 Desember 2014 di Istana Negara.

Selaku leading sector kunjungan ke Eropa ini, Mastuki mengatakan bahwa selama di Eropa, rombongan Ditjen Pendis ini akan berkunjung ke Prancis, Jerman, dan Belanda. Sejumlah agenda pertemuan dan MoU telah disiapkan. Pada hari pertama tanggal 16 Februari Dirjen berkunjung ke Toulose, kemudian 17 Februari berada di Paris untuk presentasi dan penjajakan kerjasama sejumlah universitas.

“Di Jerman, Dirjen akan menandatangani MoU dengan SES (Senior Expert Service), sebuah lembaga yang menjadi meltingpot bagi para ahli di berbagai bidang, berpusat di Bonn,” kata Mastuki, Selasa (17/2).

Selain itu rombongan juga akan berkunjung ke Gottingen University untuk mempresentasikan program 5.000 Doktor. Sementara di Belanda, lanjut Mastuki, sejumlah pertemuan akan dilakukan di Leiden University, Nijmigen University, dan VU University Amsterdam.

Mastuki menambahkan, kunjungan pertama ke Prancis ini dalam rangka menjajaki kerjasama dengan Institut Francais Indonesie (IFI) dan Toulouse University for Asean Countries. Kedua pimpinan lembaga ini telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada beberapa waktu lalu.

Selain itu, delegasi Kemenag yang dipimpin langsung Dirjen Pendidikan Islam ini juga akan mendatangi beberapa universitas di Toulouse dan Paris.

“Selain menjelaskan rencana pengiriman dosen dan tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ke Prancis dalam kerangka Program 5.000 Doktor, Dirjen akan memaparkan kondisi pendidikan Islam secara luas dalam konteks pendidikan nasional di Indonesia. Penjelasan ini penting disampaikan untuk menghindari kesan salah bahwa pendidikan Islam hanya mengajarkan Islam secara sempit,” jelasnya.

Babak Baru:
Kunjungan ke Prancis menandai babak baru kerjasama Kementerian Agama. Selama ini pengiriman dosen perguruan tinggi Islam cenderung memilih wilayah-wilayah yang telah akrab dengan kajian Islam seperti Jerman, Belanda, Kanada dan tentu Timur Tengah.

Namun, dengan perkembangan kelembagaan perguruan tinggi Islam, khususnya setelah lahirnya Universitas Islam Negeri (UIN) yang kini mencapai 11 lembaga (Yogyakarta, Jakarta, Malang, Bandung, Makassar, Pekanbaru, Surabaya, Aceh, menyusul tahun 2014 Semarang, Medan, dan Palembang), kebutuhan akan pengembangan ilmu non-keislaman semakin kuat.

Dalam kerangka itulah, penjajakan kerjasama dengan beberapa universitas di Prancis membuka peluang bagi dosen dan tenaga kependidikan di PTKI meneguk air tradisi akademik dan sekaligus menyerap kebudayaan Prancis yang sangat maju itu.

Memang dibandingkan dengan tetangganya Jerman dan Belanda, Prancis relatif minim dalam kajian Islam. Satu di antaranya terdapat di Sorbonne University dan lembaga yang membuka dialog dengan Islam seperti CASE dan EHES. Tujuan studi ke Prancis memang tidak untuk kajian Islam (islamic studies), tetapi lebih pada penguatan ilmu-ilmu umum seperti sains, teknik, dan ekonomi yang ada di fakultas baru UIN.

Kendala Bahasa:
Mastuki mengaku bahwa halangan lain studi di Prancis bagi sebagian besar dosen PTKI adalah bahasa. Karena sebagian besar universitas di Prancis mewajibkan kemampuan bahasa Prancis bagi kandidat sebelum apply studi di sana. Kebijakan ini sedikit mengurangi minat para calon dari PTKI yang sebagian besar berada pada kajian ilmu-ilmu sosial, padahal mengambil ilmu-ilmu sosial di universitas Prancis mengharuskan mampu bahasa Prancis pada level yang tinggi, yakni Delf-B2.

Menyadari hal tersebut, Direktorat Diktis Kementerian Agama mulai tahun 2014 menyelenggarakan kursus intensif untuk dosen dan tenaga kependidikan PTKI selama 5,5 bulan bekerjasama dengan Kedutaan Prancis di Jakarta.

Saat dikonfirmasi tentang hal ini, Direktur Diktis Amsal Bakhtiar menyatakan, “Sebanyak 24 peserta saat ini sedang menunggu ujian DELF kedua bulan Maret 2015, dan 13 orang telah memperoleh sertifikat B2, dan siap diberangkatkan ke Prancis setelah memenuhi syarat seperti LoA (Letter of Acceptance) dari universitas yang dituju, dan bagi Ph.D student telah mendapat Profesor pembimbing sesuai bidang masing-masing.”

Selain Prancis, Dirjen Pendis juga akan berkunjung ke Jerman dan Belanda untuk memperluas kerjasama yang selama ini sudah terjalin lama dengan universitas-universitas ternama seperti Leipzig, Leiden, Bonn, Amsterdam, Gottingen dan lain-lain. Beberapa universitas ini memiliki kajian Islam yang sangat baik dan bereputasi internasional.

Fokus kunjungan ke universitas ini adalah untuk ‘memberi jalan lapang’ bagi kandidat doktor PTKI yang akan dipersiapkan secara maksimal sebelum mereka berangkat studi.

Tahun 2015 ini Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) membuka berbagai kursus bahasa intensif dan super-intensif untuk menjaring kandidat potensial dari berbagai daerah. Karena kajian Islam mengharuskan kemampuan bahasa Arab yang baik, kandidat yang akan mengambil Islamic Studies di universitas seperti Leiden atau Bonn, selain bisa bahasa Inggris juga kemampuan bahasa Arab.

Seperti dinyatakan Dirjen Pendis, Kamaruddin di sela pertemuan dengan lembaga mitra, “Kementerian Agama harus seimbang dalam pengiriman doktor ke luar negeri. Selain ke Barat dan Eropa, dosen PTKI akan kami kirim ke Timur Tengah untuk mengambil studi-studi Islam yang relevan. Begitu juga ke Barat, selain islamic studies dosen PTKI juga berkesempatan mengambil studi bidang sains, teknologi, social sciences, dan humaniora yang sangat kaya di banyak universitas Eropa”.

Wednesday, February 18, 2015

Penasihat Obama Beberkan Dokumen Rahasia UFO. | Misteri UFO Paling Asing Berhasil Diungkap.

Podesta yakin masih ada rahasia yang tersembunyi UFO bakal terkuak.
CNG.online: - Dalam pernyataannya melalui akun Twitter-nya, Podesta mengakui gagal mengamankan berkas dokumen rahasia, yang membahas pemerintah AS telah bertemu dengan kehidupan luar Bumi.

Penasihat Presiden Amerika Serikat, John Podesta, blak-blakan menyampaikan pernyataan terkait dokumen objek terbang misterius (UFO).

Melansir Huffington Post, Rabu 18 Februari 2015, Podesta mengakui pada awal 2002, pemerintah Amerika Serikat mulai membeberkan dokumen tentang UFO untuk kepentingan penelitian ilmiah.

Namun, ia melanjutkan, ada beberapa rahasia tersembunyi yang masih berpotensi diumbar ke publik.

"Akhirnya, kegagalan terbesar saya pada 2014 yaitu sekali lagi tidak mengamankan file rahasia UFO," tulis Podesta melalui akun @Podesta44.

Podesta bukanlah pejabat pertama AS yang khawatir dengan keberadaan makhluk luar Bumi. Mantan Presiden AS, Bill Clinton diketahui sudah lama meyakini adanya alien.

Dalam sebuah wawancara di masa lalu, Clinton memperingatkan atas insiden Roswell, sebuah penampakan UFO yang terkenal.

Untuk diketahui, militer AS telah lama mendalami UFO dan makhluk asing melalui proyek Blue Book. Proyek ini merupakan program Angkatan Udara AS yang menganalisis laporan UFO.

Proyek yang berjalan pada 1952-1970 itu guna mengantisipasi kemungkinan risiko keamanan terhadap negara, misalnya menyusup pesawat Uni Soviet atau alien yang mengunjungi Bumi.

Sejauh ini, militer AU AS telah memeriksa 10.147 laporan UFO, dan telah memastikan 9.501 di antaranya adalah gangguan fenomena astrologi. Sementara itu, 646 laporan belum terpecahkan. Sejauh ini, Angkatan Udara AS itu tak menemukan tanda adanya alien.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sementara itu Misteri UFO Paling Asing Berhasil Diungkap.
CNG.online: - Ada 12 ribu lebih file penampakan UFO sepanjang 1947-1969.

Penampakan objek terbang asing (UFO) acap kali menyimpan misteri dan membuat bingung saksi mata.

Guna membantu mengungkap penampakan UFO tersebut, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) mempublikasikan 12 ribu lebih penampakan objek yang disebut UFO sepanjang 1947 hingga 1969. Penampakan itu merupakan laporan yang masuk dari masyarakat.

Militer AS itu berhasil mengungkap beberapa misteri penampakan UFO paling asing, dikutip Daily Mail, Rabu 21 Januari 2015. Salah satunya penampakan paling terkenal dan membingungkan yang berhasil diungkap yaitu Lubbock Lights yang dilaporkan terjadi pada 30 Agustus 1951 di Texas.

Saat itu, saksi mata yang merupakan tiga kolega profesor mengaku melihat penampakan terang yang ganjil di langit belakang rumah salah satu saksi.

"Mereka lebih kecil dari bulan purnama di cakrawala. Ada sekitar selusin sampai 15 'lampu' tersebut ... mereka benar-benar melingkar..itu membuat kami sangat merasa takut," ujar salah satu saksi dalam pengakuannya.

Penampakan UFO Lubbock Lights.

Namun, oleh peneliti di USAF, penampakan terang aneh itu hanyalah dampak dari burung yang bernama plovers. Hewan terbang ini memiliki payudara putih yang memantulkan cahaya mirip terang lampu dari daratan.

Penampakan paling aneh lain yang diungkap ke publik yaitu penampakan 'Winter 1951' yang dilaporkan oleh fotografer sebagai objek piring terbang asing di langit.

Tapi, menurut ilmuwan di militer AS diungkap penampakan menakutkan itu hanyalah fenomena alami. Objek yang dimaksud hanyalah awan lenticular, yang tercipta karena udara lembab dan kental di dataran tinggi. Awan terbentuk saat suhu udara dan tetesan kelembapan diterpa angin kencang.

Selanjutnya, penampakan ketiga yang diungkap yaitu gambar UFO pada 3 Agustus 1965 di Santa Ana, California.

UFO itu dikatakan hanyalah benda kecil yang berdekatan dengan kamera dan ikut terpotret saat pengambilan gambar.

Ketiga penampakan itu merupakan setitik dari 12 ribu lebih file yang dimiliki Proyek Blue Book. Dari data tersebut, 701 penampakan atau 5,5 persen file yang sejauh ini mash misterius dan dilabeli tak 'dikenal'.

File tersebut kini sudah tersedia secara publik dengan mengunjungi Arsip Nasional di Washington, AS.

Support: dailymail.co.uk/USAF

Tuesday, February 17, 2015

Foto Syur Mahasiswa UIN: Imbas Sistem Pendidikan Yang tidak Kognitif.

CNG.online: - Bandung Beredarnya foto syur mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati beberapa waktu lalu sangat menjadi sorotan bagi sejumlah kalangan, termasuk pakar pendidikan. Salah satunya Dedi Mulyasana, Mantan Rektor Universitas Islam Nusantara Bandung.

Dedi berpendapat kasus yang terjadi pada mahasiswa kampus yang dinaungi Departemen Agama tersebut merupakan imbas dari kesalahan sistem pendidikan di Indonesia.

"Yang terjadi di Indonesia bukan proses pendidikan, melainkan pengajaran ilmu pengetahuan tentang berjuta konsep dan teori," ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (14/2/2015).

Dijelaskan, sistem pendidikan sekarang mengedepankan ujian sebagai puncak proses yang dilalui dan puncak pestasi ada saat siswa mampu menjawab soal-soal dari dosen dengan baik. Hal tersebut memperlemah tujuan pendidikan secara filsafat dan teori.

"Hal itu menyebabkan urusan aspek keimanan dan nurani kurang mendapatkan porsi yang harusnya dikembangkan, sebagai salah satu unsur kognitif. Karenanya, yang keluar bukan profesional, sekadar pelajar yang mendapatkan ijazah."

Dedi melanjutkan, hal itulah yang terjadi pada kasus ini. Meskipun basis keilmuannya agama, tapi kenyataannya sang pelajar hanya mendapatkan transferan ilmu pengetahuan soal keagamaan, bukan menjadikan karakter yang baik.

"Dia tahu karakter yang benar dan jelek, tapi tidak tau cara menghadapi suap menyuap, bagaimana menghadapi yang bukan muhrim. Level keimanan juga harus diperhatikan" katanya.

Untuk itu, Dedi sangat menyarankan perubahan sistem pendidikan yang saat ini hanya mengedepankan keunggulan administratif tidak bersifat profesional dalam pendidikan, sehingga hasilnya tidak profesional juga. Sudah tertera pula pada UU Pendidikan No.14 tahun 2005, di mana pendidik harus profesional.

Dari sudut pandang mahasiswa atau pelajar lainnya, Dedi berpendapat anak tersebut harus segera mendapat pmbinaan karena bisa saja ada kelainan psikologis. Namun, Dedi mengaku meragukan kebenaran kasus tersebut apakah benar atau ada rekayasa. "Jika rekayasa harusnya diusut kepolisian".